Wisata Kuliner Kudus




Lentog dan Sate Kerbau merupakan menu khas makanan masakan kudus.Hal ini dapat anda temukan di setiap sudut kota Kudus apabila anda mengunjungi kota kudus,silahkan untuk mencoba dan mencicipinya.

Rumah Adat Kudus


rumahadat.jpg
Lokasi

Rumah Adat Kudus terletak di kompleks Museum Kretek dan juga terdapat di sebelah selatan Menara Kudus serta di Puri Maerokoco Semarang

Ciri khas

Rumah Adat Kudus, yang menurut kajian historis-arkeologis, telah ditemukan pada tahun 1500 – an M, dibangun dengan bahan baku 95 % berupa kayu jati (Tectona grandis) berkualitas tinggi dengan teknologi pemasangan sistem “knoc-down” (bongkar pasang tanpa paku). Rumah Adat Kudus merupakan salah satu rumah tradisional yang terjadi akibat endapan suatu evolusi kebudayaan manusia, dan terbentuk karena perkembangan daya cipta masyarakat pendukungnya. Proses akulturasi arsitektur tradisional asli Kudus memakan waktu yang cukup panjang, mengingat banyaknya kebudayaan asing (Hindu, Cina, Eropa, dan Persia / Islam) yang masuk ke kawasan Kudus dengan waktu yang cukup panjang.
gebyok300.jpg
Upaya pelestarian Rumah Adat Kudus sebagai warisan budaya bangsa dan peninggalan sejarah telah dilakukan masyarakat Kudus dengan merelokasi Rumah Adat Kudus yang dibuat pada tahun 1828 M di kompleks Museum Kretek Kudus.

Rumah Adat Kudus, dengan atapnya yang berbentuk “Joglo Pencu”, memiliki kekhasan (keunikan) dibandingkan rumah-rumah adat yang lain di Indonesia. Seni ukir Rumah Adat Kudus merupakan seni ukir 4 (empat) dimensi dengan bentuk ukiran dan motif ragam hiasnya merupakan gaya perpaduan seni ukir Hindu, Persia (Islam); Cina, dan Eropa, dengan tetap ada nuansa ragam hias asli Indonesia. Keunikan Rumah Adat Kudus yang juga cukup menarik untuk dicermati adalah kandungan nilai-nilai filosofis yang direfleksikan rumah adat ini, misalnya :

Bentuk ukiran dan motif ragam hias ukiran, misalnya : pola kala dan gajah penunggu, rangkaian bunga melati (sekar rinonce); motif ular naga, buah nanas (sarang lebah); motif burung phoenix, dan lain-lain.
Tata letak rumah adat, misalnya arah hadap rumah harus ke selatan, dengan maksud agar pemilik rumah tidak memangku G. Muria (yang terletak di sebelah utara) sehingga tidak memperberat kehidupan sehari-hari.
·         Tata ruang rumah adat, misalnya :
·         jogo satru / ruang tamu
dengan soko geder-nya / tiang tunggal sebagai simbol bahwa Allah SWT itu Tunggal/Esa dan penghuni rumah harus senantiasa beriman dan bertakwa kepada-Nya;
·         gedhongan dan senthong / ruang keluarga
dengan 4 buah soko guru-nya. Tiang berjumlah 4 sebagai penyangga utama bangunan rumah melambangkan agar penghuni rumah menyangga kehidupannya sehari-hari dengan mengendalikan 4 sifat manusia : amarah, lawamah, shofiyah, dan mutmainnah;
·         pawon / dapur;
pakiwan (kamar mandi) sebagai simbol agar manusia membersihkan diri baik fisik maupun ruhani.
·         Tanaman di sekeliling pakiwan, misalnya :
o        pohon belimbing, yang melambangkan 5 rukun Islam.
o        pandan wangi, sebagai simbol rejeki yang harum / halal dan baik.
o        bunga melati, yang melambangkan keharuman, perilaku baik dan berbudi luhur, serta kesucian abadi.
Kekhasan (keunikan) Rumah Adat Kudus yang juga cukup menarik adalah tatacara perawatan rumah adat yang dilakukan oleh masyarakat pemiliknya sendiri dengan cara tradisional dan turun-temurun dari generasi ke generasi. Jenis bahan dasar yang digunakan untuk perawatan Rumah Adat Kudus merupakan ramuan yang diperoleh berdasarkan pengalaman empiris pemiliknya, yaitu ramuan APT (Air pelepah pohon Pisang dan Tembakau) dan ARC (Air Rendaman Cengkeh). Ramuan ini terbukti efisien dan efektif mampu mengawetkan kayu jati, bahan dasar Rumah Adat Kudus, dari serangan rayap (termite) dan sekaligus meningkatkan pamor dan permukaan kayu menjadi lebih bersih, karena ramuan APT dan ARC dioleskan berulang-ulang ke permukaan dan komponen-komponen bangunan kayu jati.

Fasilitas

Di kawasan Rumah Adat Kudus, yang terletak di kompleks Museum Kretek, di sebelah selatan Menara Kudus, dan di Puri Maerokoco Semarang, tersedia lahan parkir, warung makan, kios cindera mata dan makanan khas Kudus, warung telekomunikasi (wartel); dan toilet / MCK.

Menara Kudus


Lokasi
Obyek Wisata Menara Kudus terletak sekitar 1,5 Km ke arah barat dari pusat kota Kudus (Alun-alun / Simpang Tujuh); tepatnya di Kelurahan Kauman Kecamatan Kota Kudus.

Ciri khas

Menara Kudus merupakan bangunan monumental yang bernilai arkeologis dan historis tinggi. Dari aspek arkeologis, Menara Kudus merupakan bangunan kuno hasil akulturasi kebudayaan Hindu-Jawa dan Islam. Menara Kudus dibangun oleh Syeh Ja’far Shodiq (Sunan Kudus, salah seorang dari Wali Songo) pada tahun 1685 M yang disimbolkan dalam candrasengkala “Gapuro rusak ewahing jagad” yang bermakna tahun Jawa 1609 atau 1685 M.

Bentuk konstruksi dan gaya arsitektur Menara Kudus, yang tingginya sekitar 17 meter, mirip dengan candi-candi Jawa Timur era Majapahit – Singosari (misalnya Candi Jago) dan juga menyerupai menara Kulkul di Bali, sehingga Menara Kudus menjadi simbol “Islam Toleran”, dalam arti Sunan Kudus menyebarluaskan agama Islam di Kudus dengan tetap menghormati pemeluk agama Hindu-Jawa yang dianut masyarakat setempat. Bentuk fisik Menara Kudus adalah tinggi dan ramping yang dibangun dengan bahan batu-bata merah yang disusun dan dipasang bertumpukan tanpa semen perekat.

Bangunan Menara Kudus tidak dapat dipisahkan dengan Masjid Menara Kudus (Masjid Al-Aqsho) dan Makam Sunan Kudus karena secara geografis-fungsional ketiganya merupakan satu kesatuan yang inherent dengan sejarah berdirinya Kota Kudus.

Obyek Wisata Ziarah ini setiap hari sangat ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah, terutama pada moment Upacara “Buka Luwur” (Penggantian kain kelambu penutup makam Sunan Kudus) yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Muharrom/Syuro. Peristiwa menarik dalam Upacara Buka Luwur adalah ketika para pengunjung/peziarah berupaya memperoleh nasi bungkus selamatan dan kain luwur bekas penutup makam yang konon dipercaya dapat memberikan keberuntungan bagi yang memperolehnya. Selain “Buka Luwur”, kawasan Menara Kudus juga menjadi pusat keramaian pada saat “Dhandhangan” yaitu tradisi menyambut datangnya bulan Romadlon / bulan Puasa.

Di kawasan Menara Kudus, para pengunjung dapat menikmati makanan khas Kudus, yaitu Soto Kudus dan Jenang Kudus. Sedangkan cinderamata khas Kudus adalah Kain Bordir Kudus (busana muslimah, kerudung, kebaya, dll.).


Fasilitas

Di kawasan Menara Kudus tersedia lahan parkir, warung makan, kios cinderamata dan makanan khas Kudus, warung telekomunikasi (wartel); dan toilet/MCK yang dikelola masyarakat setempat.

Bangunan Tua


Museum Kretek Kudus



Lokasi

Obyek Wisata Museum Kretek terletak sekitar 3 Km ke arah selatan dari pusat kota Kudus, tepatnya di Desa Getas Pejaten Kecamatan Jati Kudus.

Ciri khas

Museum Kretek dibangun sebagai simbol kota Kudus sebagai Kota Kretek, berdasarkan gagasan dari Gubernur Jawa Tengah pada saat itu, H. Soepardjo Roestam dan diresmikan pembukaan pada tanggal 3 Oktober 1986 oleh Menteri dalam Negeri RI, H. Soepardjo Roestam. Tujuan pembangunan Museum Kretek adalah untuk menyajikan benda-benda koleksi yang berhubungan dengan perkembangan perusahaan rokok kretek sebagai upaya meningkatkan nilai-nilai kewiraswastaan masa lalu dan masa kini untuk diteruskan dan ditingkatkan pada masa mendatang. Dengan demikian generasi muda pada saat ini dan mendatang diharapkan memiliki jiwa kewiraswastaan yang tangguh.

Museum Kretek merupakan tempat untuk merekonstruksi sejarah Rokok Kretek Kudus dari era kejayaan Raja Rokok Kretek Kudus, Niti Semito, sampai dengan perkembangan industri rokok Kudus era modern sekarang ini. Jadi Museum Kretek memiliki fungsi sebagai sarana pendidikan, penelitian, dan rekreasi.

Museum Kretek menyimpan berbagai peralatan dan mesin-mesin tradisional pembuatan rokok kretek dan rokok klobot serta sarana promosi rokok pada masa itu. Selain itu, pengunjung juga dapat mengamati foto-foto dokumentasi lintasan sejarah rokok kretek Kudus dan juga dapat mengamati “diorama” yang menggambarkan : proses produksi tradisional dengan tangan (tanpa alat bantu) dan produksi rokok giling tangan, yang menghasilkan rokok kretek dan rokok klobot; dan proses produksi rokok filter dengan mesin modern. Di samping itu ada Diorama yang menggambarkan proses penanaman dan pengolahan bahan baku rokok kretek (tembakau, cengkeh, dan klobot jagung).

Fasilitas

Di kawasan Museum Kretek, tersedia lahan parkir, warung makan, taman peristirahatan, warung telekomunikasi (wartel); dan MCK/toilet.

Tugu Identitas Kudus




Lokasi
o        Obyek Wisata Tugu Identitas Kudus terletak di Desa Getas Pejaten Kecamatan Jati Kudus, di sebelah kanan Jalan Raya Kudus – Semarang, sekitar 1 Km ke arah selatan dari Alon-alon / Simpang Tujuh (pusat kota Kudus).
o        Lokasi tersebut mempunyai nilai historis karena lokasi Tugu Identitas merupakan salah satu tempat pertempuran para pejuang Kudus dalam merebut kemerdekaan.

Ciri khas

a. Bentuk dan Makna Tugu Identitas

  • Tugu Identitas Kudus merupakan monumen perjuangan rakyat Kudus dalam merebut kemerdekaan RI. Tugu ini dibangun mulai tanggal 25 Mei 1986 dan peresmiannya dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah, H. Ismail, pada tanggal 28 September 1987.
  • Bentuk keseluruhan Tugu Identitas Kudus merupakan stylisasi Menara Kudus, yang selama ini telah dinyatakan sebagai bentuk bangunan yang menjadi ciri khas daerah Kudus dan telah menjadi Lambang Daerah Kabupaten Kudus;
  • Seluruh Lis (Jawa : pelipit) yang ada pada bangunan Tugu Identitas melambangkan arti perjuangan merebut kemerdekaan RI tanggal 17 – 8 –1945 dan melambangkan arti falsafah serta pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu :
Lis di bagian atas tugu : 17 buah
    • Lis di bagian tengah tugu : 8 buah
    • Lis di bagian bawah tugu : 45 buah
    • Lis di bagian atas badan bawah tugu : 5 buah
    • Lis di bagian bawah badan bawah tugu melambangkan kondisi geografis Kabupaten Kudus yang terdiri dari 3 bagian, yaitu : daerah pegunungan, daerah dataran rendah, dan daerah rawa.
  • Altar Tugu
Berbentuk bulat mengelilingi dasar tugu melambangkan semangat dan kebulatan tekad masyarakat Kudus dalam membangun daerah mencapai tujuan terwujudnya cita-cita Proklamasi 17 – 8 – 1945 berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
b. Tinggi Tugu Identitas

Tinggi Tugu Identitas adalah 27 meter, perpaduan angka 2 dan 7 yang berjumlah 9 (sembilan); melambangkan Wali Songo (Wali Sembilan); yang 2 (dua) diantaranya berada di Kudus, yaitu Sunan Muria dan Sunan Kudus.

Fasilitas


Di kawasan Tugu Identitas Kudus tersedia lahan parkir, warung makan, kios cindera mata dan makanan khas Kudus, warung telekomunikasi (wartel); dan toilet/ MCK.